Everythings just because Allah



Kita merencanakan masa depan dunia dengan begitu Indah dan sempurna. Menata hingga ke hal yang paling detailnya. Merasa yakin bahkan besok pun kita masih bisa terbangun, lalu menikmati hari seperti biasa. Menyeduh kopi sembari berbincang-bincang dengan sanak saudara. Kita teramat percaya diri bahwa akan hidup 100 tahun lagi. Hidup esok dan esoknya lagi. Seolah-olah hidup di dunia ini tidak akan pernah mati. Ada masa depan yang Abadi yang sering kita abaikan, lalai, dan menjadi dingin saat mendengarnya. 

Ya, rencana berjumpa denganNya, satu-satunya tempat yang menjadi naungan terakhir umat manusia, tempat kita tuk kembali dan bertemu dengan sang pemilik alam semesta beserta isinya. Seyogiyanya kita telah mempersiapkan dan merencanakan pertemuan kita denganNya nan jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi ironisnya kita terjebak dengan keadaan yang boleh jadi akan menjerumuskan kita kelak, kemudian menjadi orang yang teramat rugi. Naudzubillah hii minzalik.

 
















Komentar